Bahagia di Masa Tua Akan Hilang Akibat Penyakit Alzheimer

Pria4d-Pada sebagian orang mengaggap penyakit Alzheimer atau dikenal dengan kepikunan diusia senja dianggap hal yang wajar, namun, dr.Lahargo kembaren, SpKJ, seorang psikiater di RSJ Marzoeki Mahdi, Bogor mengatakan bahwa penyakit yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai kepikunan ini bukan salah suatu hal yang wajar. 

"Kata dr.Lahargo, kepikunan atau demensia Alzheimer merupakan gangguan kejiwaan dan kalau boleh saya bilang ini adalah pencuri masa tua yang bahagia. 

Sebagai psikiater berpengalaman, lahargo melihat bahwa setiap orang sebenarnya bisa menikmati masa tua yang bahagia, sejaterah, dan bekualitas dengan tetap memiliki memorinya semasa muda dan kemampuan dasarnya sebagai manusia, Masa tua tidak harus mengalami Alzheimer, sehingga, slogannya adalah jangan maklum dengan pikun ucapnya.



Ditelusuri oleh "pria4d" situs terpercaya, Alzheimer adalah salah satu jenis dari demensia. Demensia adalah gangguan mental organik yang menyebabkan terjadinya perubahan pada pikiran, sikap, perilaku, dan perasaan. Angka kejadian yang paling banyak adalah demensia Alzheimer yaitu 50-75 persen, dan ini umumnya terjadi pada orang yang berusia 65 tahun ke atas. 

"Demensia Alzheimer maksudnya itu yang kita sebut sebagai gangguan mental organik. Ini adalah suatu gangguan yang menyebabkan yang bersangkutan mengalami perubahan pada pikiran, sikap, perilaku, dan perasaannya,"terangnya, yang diliput oleh "1pria4d.com". 

Kebahagian penderita Alzheimer sudah mulai tercuri ketika daya ingatnya terganggu. Ia mengungkapkan bahwa hilang ingatan, terutama untuk hal-hal baru, biasanya menjadi gejala pertama penyakit Alzheimer, yang akan disusul dengan tanda-tanda lainnya.



"Tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu,sulit melakukan aktifitas yang sebelumnya mudah dilakukan. Ada disorientas tempat, waktu, dan orang. Sulit memahami visuopasial misalnya mengenal bentuk barang, mengukur jarak, mengenal warna,"ucapnya. 

Kemudian, gejala penyakit Alzheimer lainnya meliputi, gangguan dalam berkomunikasi, misalnya sulit menemukan kata-kata yang tepat untuk berbicara. Sehingga, orang yang mengalami Alzheimeir sering diam atau ada jeda dalam berbicara, Mudah curiga dengan orang lain, ini karena sering lupa menaruh barang, sehingga curiga dengan orang lain, Salah dalam membuat keputusan, menarik diri dari pergaulan, adanya perubahan perilaku serta kepribadian. 

"Pada keadaan yang lebih berat Alzheimer bisa mengalami gejala perilaku dan psikologis, seperti ada halusinasi, delusi, mood labil, keluyuran atau asal main keluar rumah, dan gangguan pola makan serta pola tidur,"paparnya.