Perlu Anda Ketahui Tentang Maskulin Beracun

Pria4d-Maskulinitas beracun adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan aspek negatif dari sifat-sifat maskulin yang berlebihan. Istilah ini telah berkembang seiring berjalannya waktu dan mendapat tempat baik dalam dunia akademis maupun percakapan sehari-hari.Seringnya penggunaan frasa ini dapat menyebabkan beberapa orang salah mengartikan apa itu maskulinitas beracun, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kejengkelan lebih lanjut. Konsep yang mendasari maskulinitas ‘tradisional’ sangatlah kompleks.

Beberapa orang mungkin merasa sulit untuk menentang pemikiran kuno dan melupakan aspek-aspek negatif dari nilai-nilai tradisional dan nilai-nilai laki-laki yang sudah ketinggalan zaman, dan hal ini memerlukan waktu.Untuk melakukan hal ini, pertama-tama penting untuk memahami apa itu maskulinitas beracun dan mengapa hal itu ada.Definisi pasti tentang maskulinitas beracun telah berkembang seiring berjalannya waktu. 

Sebuah studi di Diary of School of Brain research,ditelusuri oleh "pria4d"menggunakan definisi berikut untuk menjelaskan maskulinitas beracun: "konstelasi sifat [maskulin] yang regresif secara sosial yang berfungsi untuk mendorong dominasi, devaluasi perempuan, homofobia, dan kekerasan yang tidak disengaja.

"Dalam masyarakat current, orang sering menggunakan istilah maskulinitas beracun untuk menggambarkan sifat maskulin yang berlebihan yang diterima atau diagungkan secara luas di banyak budaya.Konsep maskulinitas yang berbahaya ini juga sangat mementingkan 'kejantanan' berdasarkan:kekuatan, kurangnya, emosi,swasembada, dominasi, kejantanan seksual.



Menurut nilai-nilai maskulin tradisional yang beracun, laki-laki yang tidak cukup menunjukkan ciri-ciri ini mungkin tidak akan menjadi 'pria sejati'. Penekanan yang berlebihan pada sifat-sifat ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang merugikan pada seseorang yang mencoba memenuhi harapan tersebut, dikutip dari beberapa sumber terpercaya dan dirangkum oleh  "1pria4d.com".

Beberapa contohnya meliputi: agresi, agresi atau kontrol seksual, tidak menunjukkan emosi atau menekan emosi, hiper-kompetitif, perlu mendominasi atau mengendalikan orang lain, kecenderungan atau mengagungkan kekerasan, isolasi, empati yang rendah, hak, chauvinisme dan seksisme. Salah satu contohnya adalah memberi tahu orang lain siapa yang menunjukkan perasaan untuk "bersikap jantan;" pada akhirnya, untuk menyembunyikan kecenderungan itu. 

Model ini menggambarkan bagaimana individu tertentu memandang perasaan atau kelemahan sebagai sesuatu yang 'tidak jantan'.Model normal lainnya adalah pepatah, "tidak bisa menahan anak-anak gaduh itu." Artikulasi ini menganjurkan perilaku yang tidak bijaksana, memaksa, atau bahkan merugikan remaja, bukannya menunjukkan tanggung jawab dan mengakui kesalahan mereka. 

Artikulasi semacam ini menampilkan bagaimana masyarakat dan tatanan sosial pada umumnya memandang laki-laki. Meskipun demikian, perspektif ini dapat menimbulkan kerusakan dan menghiasi kemungkinan kejantanan, sehingga memicu mentalitas yang jauh lebih beracun terhadap cara berperilaku ini. Asal usul istilah 'maskulinitas beracun'Istilah maskulinitas beracun berasal dari gerakan laki mitopoetik pada tahun 1980-an. Gerakan yang didirikan oleh laki untuk laki ini bertujuan untuk memberikan laki jalan keluar untuk 'kejantanan' mereka.

Kelompok laki tertentu merasa mereka tidak lagi mampu mengekspresikan perilaku tradisional laki atau maskulin dalam masyarakat present day yang memandang sifat tersebut sebagai sesuatu yang merusak.Para anggota gerakan ini percaya bahwa jika mereka tidak dapat mengambil tindakan berdasarkan karakteristik laki tersebut, hal tersebut pada akhirnya akan terwujud dalam bentuk chauvinisme atau agresi terhadap perempuan. 

Konsep asli maskulinitas beracun ini, sebagaimana didefinisikan oleh gerakan laki mitopoetik, segera mendapat tantangan setelahnya. Hal ini terutama karena masih terdapat anggapan bahwa maskulinitas memiliki satu bentuk murni, padahal sebenarnya tidak demikian.Ini menjelaskan asal usul istilah tersebut, tetapi bagaimana orang memandang maskulinitas beracun saat ini.


Komentar