Beberapa Manfaat Buah Salak Untuk Kesehatan

Hipotermia pada Pendaki: Gejala dan Penanganan yang Tepat

PRIA4D - Cuaca ekstrem di pegunungan tinggi menjadi ancaman serius bagi para pendaki, terutama risiko hipotermia yang dapat membahayakan nyawa. Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 35°C akibat paparan dingin yang berkepanjangan.

Gejala dan Penanganan yang Tepat

Menurut dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD, spesialis penyakit dalam dari RS Universitas Indonesia (RSUI), gejala hipotermia bervariasi sesuai tingkat keparahannya:

  • Hipotermia Ringan (32-35°C): Tubuh menggigil, kulit pucat dan dingin, bicara melambat, denyut jantung serta pernapasan meningkat. Penderita juga bisa mengalami kebingungan ringan dan kesulitan berkonsentrasi.
  • Hipotermia Sedang (28-32°C): Menggigil berkurang atau berhenti, denyut nadi dan pernapasan melambat, otot melemah, koordinasi buruk, disorientasi, hingga perilaku aneh seperti melepas pakaian meski merasa dingin.
  • Hipotermia Berat (<28°C): Penderita bisa kehilangan kesadaran, mengalami gangguan irama jantung, pernapasan sangat lambat, dan pupil melebar tanpa respons terhadap cahaya.

Langkah Penanganan Darurat

Dalam situasi darurat, berikut langkah penting yang disarankan dr. Faisal:

  • Pindahkan ke Tempat Hangat: Segera bawa penderita ke tempat yang terlindung dari angin, hujan, atau salju. Gunakan tenda atau buat penghalang dari benda lain jika tempat berlindung tidak tersedia.
  • Ganti Pakaian Basah: Jika pakaian basah, segera ganti dengan pakaian kering. Bila tidak ada, bungkus tubuh dengan jaket atau sleeping bag.
  • Gunakan Selimut Darurat: Selimut darurat atau kompres hangat pada area seperti ketiak, leher, atau selangkangan dapat membantu mempercepat pemulihan suhu tubuh.
  • Berikan Makanan dan Minuman Hangat: Jika masih sadar, berikan minuman hangat non-alkohol seperti teh manis atau cokelat panas, serta makanan tinggi kalori seperti cokelat atau kacang untuk membantu tubuh menghasilkan panas.
  • Pantau Kondisi: Periksa kembali suhu tubuh (normal 36-37°C), denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Amati juga tanda-tanda gangguan kognitif, seperti bicara tidak jelas atau kebingungan.

Penanganan Lanjut

Untuk kasus hipotermia berat, jika penderita tidak merespons atau bernapas sangat pelan, segera lakukan resusitasi jantung dan paru-paru (RJP) sambil menunggu tenaga medis profesional. Informasi mengenai penyakit pertama ini juga banyak dibahas di forum kesehatan, seperti di PRIA4D, yang sering mengulas langkah-langkah penanganan darurat dalam berbagai situasi medis.

Dengan memahami gejala dan langkah penanganan hipotermia, para pendaki diharapkan lebih siap menghadapi risiko selama perjalanan di medan ekstrem. Kesiapan fisik, perlengkapan memadai, serta pengetahuan mendalam adalah kunci keselamatan di alam bebas.

Komentar