Pria4d - Tren olahraga padel yang saat ini tengah digemari masyarakat Indonesia justru membahayakan kesehatan mata. Dokter spesialis mata, dr Referano Agustiawan, SpM(K), mengingatkan bahwa kecepatan bola padel dan karakteristik permainannya dapat menimbulkan trauma mata yang kompleks. Padel makin digemari karena bolanya yang sangat cepat.
Saya sudah beberapa kali menangani kasus mata karena bola padel, bisa sangat kompleks," kata Referano seperti dikutip "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya, Sabtu . Padel asal Meksiko merupakan olahraga yang mirip dengan tenis namun dimainkan di lapangan yang lebih kecil dan dikelilingi tembok.
Berbeda dengan tenis, raket padel tidak memiliki senar dan terbuat dari bahan yang padat, sedangkan bolanya lebih ringan. Jika dibandingkan dengan bola tenis atau bulu tangkis, kecepatan bola pada padel dianggap lebih sulit dilihat. "Kecepatan bola padel berbeda dengan tenis atau bulu tangkis yang dapat diamati secara perlahan oleh mata," kata Referano. Bola padel yang melaju kencang berpotensi menyebabkan cedera mata, terutama jika mengenai area mata secara langsung.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2448867/original/000066800_1543038014-mood-ternyata-bisa-pengaruhi-kualitas-penglihatan-mata.jpg)
Raket padel yang keras dan tidak bersenar berisiko mengenai mata sekaligus bola, baik secara tidak sengaja maupun akibat benturan saat permainan. Referano mengingatkan bahwa cedera mata yang tidak segera ditangani dapat memicu komplikasi serius. Kerusakan retina, kornea, bahkan glaukoma merupakan kemungkinan akibat dari risiko ini, Penelusuran "www.westhamislandwinery.com" dan "Pria4d" situs terpercaya
Ia menyatakan, "Sekarang ini banyak sekali olahraga ekstrem yang berisiko menimbulkan gangguan mata yang kompleks, bukan hanya glaukoma, bukan hanya kornea, bukan hanya retina, bukan hanya semuanya menjadi satu, bisa jadi itu." Di sisi lain, Referano juga menyoroti masih maraknya praktik pengobatan mata melalui informasi dari mulut ke mulut ketimbang mengikuti anjuran dokter.
Ia menilai mitos dan informasi keliru yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya justru dapat membahayakan penglihatan. Presiden Direktur JEC itu menyatakan, "Tidak hanya membahayakan penglihatan, tetapi juga membahayakan nyawa karena dapat terinfeksi jika terkena jamur. Sebab, mata merupakan organ yang paling dekat dengan otak, sehingga dikhawatirkan infeksinya dapat menyebar ke otak."
Menurutnya, kasus mata yang kompleks sebaiknya ditangani oleh dokter spesialis atau subspesialis agar pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Selain itu, Referano berharap Indonesia terus berinovasi dalam bidang kesehatan mata, sehingga pasien dapat mengakses teknologi penanganan yang lebih baik dan tepat.
Komentar
Posting Komentar